Bukan hanya sekedar ayah untuk keluarga kecil kami,namun sebagai pemegang teguh tanggung jawab kami.
Bukan sekedar bapak untuk saya,namun sebagai pendidik terhebat buat saya.
Bukan hanya sekedar kepala keluarga untuk keluarga.
Namun sebagai pahalawan,sebagai pelindung kami dalam mara bahaya.
Terimakasih pahlawan kami, terimakasih Tuhan sudah menghadirkan sosok yang sangat begitu kuat bagi keluarga kami.
Tapi beliaulah yang berani mengambil resiko atas semuanya
Bukan saya bukan kamu.Tapi sang ayah lah yang menanggung semua resiko itu hingga senja nanti.
"Ayah"
Begitu kuat pundakmu,begitu baja hatimu,begitu tegar semngatmu.Mau sampai kapan ayah??.
Doa-kanlah putra putra mu mengambil takh'ta Keluarga yang telah engkau bina sejauh ini.
Saat pundakmu di lemah kan,tegarmu hilang,dan hatimu goyah.Izin kan lah ayah izinkanlah aku meneruskan takh'ta ini.
Ku Doakan untukmu selalu bersedia menjadi yang terdepan,selalu siap,selalu berani mengambil pedang yang tertancap di dadaku".
Ayahlah yang mengajarkan ku apa pentingnya hidup,apa pentingnya tanggung jawab.Dan aku belajar dari cambukan cambukan yang di lontarkan- ayah.disitulah saya mengerang kesakitan.untuk apa ini dilontarkan wahai Ayahku?
Ayahku berkata :wahai anakku satu saat nanti kau akan menemukan cambukan cambukan yang lebih dahsyat dari ini.maka berani lah.ambil resiko yang kau pilih.rasakan kesakitan itu.
Perindu
Sukoharjo, 12 November 2022