Melihatmu bagaikan Arunika dari timur.
Bagaimana aku tak terkesima dengan indahmu.
Bagaimana aku tak jatuh dalam benakmu.
Mengapa kau membuatku terpesona akan binarmu, Dara?
Ataukah aku yang jatuh tersipu dalam pesona jiwamu, Dara?
Bahkan aku menatapmu dengan sederhana saja aku merasa berbunga atas jiwamu.
Dan aku pun terasa tenang bilamana aku disebelahmu, Dara.
Dara, kau memang menawan bak bidadari surga turun dari kayangan hanya untuk diriku.
Dara, tatapan mu indah mengalahkan matahari yang terbit dari ufuk timur,
Bahkan lebih indah dari matahari tenggelam dari ufuk barat.
Dara, bola matamu terpampang jelas lengkungan indah pelangi yang mampu meluluhakan jiwaku.
Namun Dara, engkau bak mawar yang indah namun sukar untuk memilikimu.
Sekali lagi, jiwaku luluh atas jiwamu.
Wahai Dara, bolehkah aku mencintaimu dengan sederhana seperti kata pak sapardi damono
"Dengan kata yang tak sempat diucapakan kayu kepada api yang menjadikanya abu".
Dara, cintaku bagaikan matahati yang tak mau mendekati bumi karna ia tak mau menyakiti bumi,
Begitupun aku, yang tak mau jatuh dan terlarut kedalam benakmu Dara,
Aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah.
Aku tak mau bila dekatku dengan mu menimbulkan sakit bahkan masalah.
Dara, kukatakan dengan tak mampu.
Biarlah cinta ini tetap kusimpan dalam benak hati yang paling dalam,
Biarlah waktu yang menentukan, untuk sekedar bertemu atau bersinggah untuk selamanya.
Sukoharjo, 07 Feb 2023