-->

6 November 2022, Minggu

Tidak ada komentar

Kehidupanku tidak begitu asik. Walaupun setiap malam aku selalu keluar ditemani kawan, pada akhirnya aku pulang sendirian. Ku tatap langit hitam malam itu. Aku sendirian. Iya, aku sendirian. Menyedihkan. Sisiku yg ini menyedihkan.

Hampir seminggu aku sering keluar malam, menghabiskan sisa malam dengan kawan² yg berbeda-beda. Awalnya seru, karena banyak cerita yg aku dapatkan pada setiap malamnya. Kami menertawakan masalah. Bagaikan rokok yg menyala. Asapnya mengganggu nafas kita, tapi tak bisa behenti untuk tetap merokok. Masalah sangat menganggu, tapi tak bisa kita segera hentikan masalah itu. Jalan satu-satunya adalah menikmatinya, menertawakannya.

Kupahami sisiku. Berusaha kukuliti raga dan jiwa ini. Aku sang penyendiri yg terbiasa ditemani, kini sendiri. Kehilangan tempat nyamannya. Kehilangan kebahagiaan kecilnya. Segala yg indah adalah palsu. Dia berhenti mengharap sesuatu yg indah itu. Realitas sosial membuka matanya. Cintanya bertepuk sebelah tangan.

Walaupun begitu menderita, dia tetap berusaha menikmati deritanya. Tanpa menutup mata. Karena dia menyukai sesuatu yg jujur. Walaupun lagi² itu membuatnya menderita. Hatinya babak belur sekarang. Kenyataan hidupnya tak seperti mimpi²nya. Kemalasan menggumulnya.

Rasanya seperti ingin mati tapi tak mau mati. Masih ada secercah impian yg ingin aku harapapkan terjadi ke depan. Aku terlarut dalam kepayahanku. Aku ingin kepayahan skripsiku selesai. Masalahku hanya itu. Skripsiku mengganjal di kepala. Mengganggu ide² keren di kepala. Skripsi itu sering aku letakkan agar ide²ku yg lain mampu kubiarkan maju terlebih dahulu. Nyatanya meletakkan skripsi menjadi sebuah kebiasaan. Dan lama kelamaan menjadi acuh. Masalahku tak selesai.

Bajingan kau Reza. Keluhanmu yg ini segeralah selesaikan. Agar impianmu yg lain, idemu yg keren lainnya, dapat kau laksanakan segera. Mari Reza. Buktikan kemampuanmu. Seperti rokok yg menyala. Asapnya memang mengganggu, tapi tak bisa berhenti untuk tetap merokok.

Komentar