Subuh ini, aku membaca Zarathustra Nietzsche. Dia berbicara soal wahyu. Segala pikiran yang tiba-tiba datang. Tak meminta, dan tak tahu dari siapa. Semuanya berlangsung begitu cepat. Seperti kilat.
Sama halnya dengan rasa. Perasaanku tiba-tiba mencintai dia yang jauh. Eno' namanya. Tak ragu ku ucapkan. Karena tak ragu juga perasaanku padanya. Masa SMA ku buat hancur dirinya. Kubuat kesalahan yang tak pernah ku bayangkan sebegitu jahatnya. Ketidakdewasaanku, menjadikan sebuah karma. Layak ku terima.
Tak kupaksakan cintaku padanya. Trust issuenya akan diriku tak dapat kusembuhkan. Semakin kuyakinkan. Semakin tinggi ketidakpercayaannya. Bukankah cinta memang demikian. Dia datang tanpa diharapkan. Ketika aku hendak meraih cinta itu, ku dibelenggu akan masa lalu. Tak bisa ku genggam secara langsung. Ku biarkan cinta itu tumbuh. Aku tahan keinginan dan harapanku. Kubiarkan diriku terus mencintainya. Ku kagumi kegigihannya. Aku jatuh cinta. Reza jatuh cinta. Kepada seorang wanita yang bernama Eno'. Perasaan cinta yang tiba-tiba datang. Tak kuminta dan tak tahu bagaimana. Semuanya berlangsung begitu cepat. Seperti kilat. Seperti ucapan Zarathustra.