Untuk Desember kali ini sepertinya suasana hati sudah begitu tenang, ya sangat begitu tenang! Untuk kali ini lebih mementingkan untuk memperbaiki diri
Yang tadi-nya ingin larut dalam cerita Sang Dara, seorang diri lebih untuk menahan diri untuk tidak mencintai wanita manapun. Tetapi seorang diri sangat bersyukur mempunyai tiga seorang firma yang begitu baik seperti saudara sendiri. Tiga firma ini berperan bak kakak dan adik di sebuah keluarga. Ada yang saling menyemangati dan ada juga yang saling mengejek, ya itulah yang namanya firma.
Kalau dilihat dari waktu sebelumnya 4 firma ini kalau bertemu di tempat yang biasa-biasa saja, maka dari itu salah satu dari 4 firma tersebut mengide untuk melakukan kegiatan camping.
Tanggal 12 Desember, 4 firma termasuk seorang diri akan mengunjungi suatu tempat yang indah, tempat ini sudah sangat terkenal juga. Bumper Pleseran yang bertempat di kaki Gunung Lawu, ya daerah Nglurah, Tawangmangu. Di tempat itu 4 firma me-refresh otak, merancang planing, merenung, dan bersenang-senang.
Di bulan Desember kali ini agak beda dari yang lain, untuk bulan kali ini banyak hal-hal seorang diri melakukan kegiatan positif, ya termasuk me-refresh otak itu sendiri, lebih sehat dari sebelumnya. Kali ini banyak berbincang, sharing, berbagi pendapat kepada orang lain. Sekali lagi lebih sehat dari sebelumnya
Waktu berlalu 4 firma dan 2 orang taulan berencana akan ziarah ke sebuah desa, ya desa salah satu seorang dari 4 firma tersebut, disana kami (4firma dan 2 taulan) tujuan utamanya berziarah dan silaturahmi ke saudara dari salah satu 4 firma tersebut. Saat kami berziarah saya (seorang diri) melihat betapa ramainya tepat tersebut padahal sangat sepi sekali, ya benar ramai dari arwah atau roh² dari beliau yang sudah tiada.
Kalau dilihat dari sebelumnya, siapa orang yang kita ziarahi adalah orang yang paling baik, menurut seorang diri orang itu sangat sangat baik, baik dalam hal apapun dari sosial, petuah, perilaku. Dari seorang diri hanya bisa mendoakan yang terbaik bagi beliau yang sudah tiada.
Tanggal memasuki akhir dari cerita 2022. Seorang diri yang menjadi tokoh dalam cerita tersebut sekarang sangatlah senang, namun sebelum sebelumnya ya dia merasa kesepian dalam hidup. Sebab dari sebelumnya seorang diri berada di masa jahiliah, ya seorang diri masih bodoh. Masih tidak mau memikirkan dirinya sendiri hanya terlarut dalam waktu sehari-hari yang seorang diri nyaman dengan hal itu. Namun hakekatnya-lah
"Untuk kehidupan. Kenyamanan-lah yang membuat anda tidak berkembang. Maka anda harus berani bertarung di luar ekspetasi anda."