-->

30 November 2022: Diantara Hujan Di Bulan November by Perindu

Tidak ada komentar

Sebuah karya ekspresif imajinasi Sang Perindu. Sesuatu keadaan yang dibilang sangat sedih dari segi ekonomi dan ingin memikat tambatan hati baru pengganti Dewi yang bernama Dara Ayu Anindya. tetapi sosok Dara ini berdosis tinggi, seolah-olah Sang Perindu tidak bisa mendapatkanya.

Masih terlarut dalam kehampaan hati, seorang diri masih mencari ketenangan hati yang sudah terlarut dalam cerita sang Dewi.

Momen bulan lalu yang tidak bisa berlalu dalam fikiran, hingga detik ini pun belum tau-menau akan melupakan.

Dari hari ke hari, seorang diri ingin lebih dekat dengan "Sang Meluruskan keadaan". Berjalanya waktu seorang diri terus mendapat cobaan, dari mulai melupakan Sang Dewi sampai masalah ekonomi keluarganya. Disitulah ketabahan hati dan kekuatan pundak di mainkan lagi. Dari yang sering ketawa-ketiwi menjadi murung diri. Sampai pada akhirnya seorang diri memainkan lagi peran yang dulu lagi, ya bermain dengan angin malam sampai pagi hari, dan sampai akhirnya seorang diri tumbang.

Namun seorang diri harus kuat, harus sabar melawan tumbangnya diri ini. Sebab disitulah peranannya dimainkan, harus kesana-kemari mencari kehidupan yang berarti untuk keluarga kecilnya sendiri, memang seorang diri tidak bertanggung jawab atas keluarganya tetapi seorang diri adalah anak laki-laki pradana yang besok akan pengganti peran seorang ayah.

Disini seorang diri sudah tidak tau lagi harus bagaimana dan dengan cara apa harus membantu keluarganya. Seorang diri pun mengajukan untuk menggadai barang satu-satunya yaitu sebuah sepeda motor yang sebenarnya barang satu-satunya yang berharga. Tetapi sang ayah pun tidak mengijinkannya untuk menggadainya. Sungguh salut seorang diri kepada ayahnya, kenapa salut? Karena dari sisi lain ayah pun percaya besok akan ada hasil yang dilakukanya, ya karena sang ayah adalah sosok pria yang taat akan Tuhannya.

Waktu berlalu pun semakin menjurang keadaan keluarga ini, sampai sampai besok pun harus puasa untuk tidak makan. Seorang diri pun menangis tapi tidak tau bagaimana air mata itu keluar, tapi seorang diri percaya masih ada jalan untuk hamba-Nya.

Veberapa menit setelah itu tiba-tiba ingat ada sosok budhe (kaka ibu) bernama Winahyu Puji Astuti bisa disebut juga "mami". Seorang diri pun meminta tolong kepada budhe tersebut meminjamkan sedikit uang kepada seorang diri.

Sungguh besar hatinya seorang mami dengan tulus dengan ikhlas. Terimakasih budhe seorang diri sangat sangat terimakasih, semoga kabaikan mu dibalas oleh Sang Mulia. Aamiin.

Waktu pun berlalu keadaan ekonomi pun belum bisa di katakan pulih. Hari dan hari terus berlalu, pada suatu ketika seorang diri pun mencari obat untuk hatinya, namun seorang diri bisa dikatakan "trauma" dari sebuah obat dari Sang Dewi.

Untuk kali ini obat ini dikatakan "Dara", iya Dara bukan lagi Dewi, sebab seorang diri melihat si Dara ini dosis-nya lebih tinggi, tapi seorang diri ini pun takut akan efek samping dari obat si Dara ini.

Namun seorang diri hanyalah bisa berdoa kepada Sang Pengatur Segala, Allah SWT. Namun apa daya keseharian seorang diri harus bersama dengan si Dara ini, mau tak mau seorang diri harus terlarut dengan si Dara ini. Tetapi seorang diri harus menahan obat dari si Dara untuk di telan mentah-mentah.

Namun seorang diri harus bersabda.

"BIARLAH CINTA YANG BEKERJA "

Sebab seorang diri belajar dari sang Dewi untuk tidak berharap kepada makhluk apa pun. karena sejatinya " Berharap-lah kepada Sang Pemberi Cinta Sejati, Allah SWT.

Dan sampai saat ini pun seorang diri belum berani mendalami peran si Dara.

Komentar