Ketika kisah cintaku berakhir, aku merasa tidak masalah di awal. Dia memutuskan berhenti. Dan aku rasa keputusannya memiliki dasar pertimbangan yang matang, yang mana telah ia pikirkan konsekuensinya. Jadi aku tidak begitu khawatir akan keadaannya. Aku tidak khawatir dia sedih. Apalagi selama ini ternyata aku yang lebih banyak membuatnya bersedih. Aku lega saat itu. Lega karena dia akan mendapatkan yang pantas untuknya. Karena selama ini akulah yang selalu menghentikannya pergi.
Selang sehari saja kepergiaannya membuatku merasa aneh. Tentu sangat aneh. Selama aku masih menjalin hubungan, aku selalu kehabisan waktu. Dan itu juga yang membuatnya pergi. Namun, setelah aku memiliki beberapa waktu, kenapa aku tidak bisa melakukan apa-apa. Kenapa pikiran ini tidak bisa berkembang sebagaimana biasanya. Lelucon apa ini. Aku yang mulanya mengkhawatirkan dia, ternyata lupa bahwa aku juga perlu mengkhawatirkan diriku sendiri. Ternyata putus cinta tak semudah yang dibayangkan. Aku rasa ini karmaku terhadap beberapa kawan yang selalu aku remehkan masalah cintanya, terutama ketika ditinggal pasangannya. "Udahlah, cari lagi", solusi yang selalu kuberikan kepada kawan ternyata jua tak mampu aku implementasikan.