2. Herry Wirawan divonis Mati berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Bandung
Herry Wirawan (36), pemerkosa belasan santriwati telah dinyatakan pidana mati melalui putusan Pengadilan Tinggi (PT) Bandung akibat dari pengajuan banding yang dilakukan oleh jaksa terhadap putusan Pengadilan Negeri (PN) Bandung nomor 989/Pid.Sus/2021/PN Bdg (15 Febuari 2022). Jaksa tidak puas dengan putusan pidana seumur hidup dari PN Bandung karena tuntunan mereka adalah kebiri kimia atau pidana mati. Maka dari itu, jaksa mengajukan banding pada tanggal 22 Febuari 2022. Putusan PT Bandung dibacakan pada tanggal 4 April 2022, dengan putusan pidana mati untuk Herry Wirawan.
Sudut pandang penulis (subjektif):
Apabila kita membaca kronologi pemerkosaan belasan santriwati yang dilakukan Herry Wirawan pada putusan PN Bandung, dapat dikatakan dia benar-benar brengsek sekali. Sangat-sangat brengsek. Banyak makian untuk dia. Dan memang sangat pantas untuk dimaki. Bagaimana bisa tidak menyakitkan bagi keluarga korban, tujuan mereka menyekolahkan putri-putrinya untuk mendalami agamanya, agar kelak dapat membagikan ilmu untuk keturunan-keturunannya. Brengsek Herry Wirawan.
Penulis merasa, apa ya, merasa seperti "kok Tuhan tega ya?" Tentunya kita tidak boleh berburuk sangka kepada Tuhan. Bagaimanapun, tidak ada hal yang sia-sia yang telah Tuhan tunjukkan kepada hambanya dan terhadap takdir bagi hambanya. Tidak bisa disimpulkan dengan waktu yang singkat dan sudut pandang yang sempit. Akan ada benang merah yang belum diketahui sekarang. Bisa saja adanya kasus ini dapat mengungkapkan perilaku bejat pesantren maupun kebejatan secara luas.
Doa untuk korban dan keluarga korban, semoga dikuatkan, diberi kelayakan hidup sebagaimana mestinya. Adanya kasus ini, harusnya dapat membuka mata bagi semua orang terutama untuk para ulama dan negara dalam hal kelayakan dakwah dan izin mendirikan pesantren. Dan untuk semua pria (out of topic sih), semoga lebih menghargai lagi perempuan. Mereka layak mendapatkannya, karena diciptakan sebaik-baiknya oleh Sang Khaliq. Hidup mereka tidak hanya untuk memasak, mencuci, dan melahirkan. Berikan kebahagiaan yang lebih dari bahagianya mereka bersama orang tuanya.
Sumber:
- www.detik.com (kronologi perkara)
- www.detik.com (putusan PT Bandung)
- portalmajalengka.pikiran-rakyat.com (foto)
1. Aleix Espargaró Pertama Kali Podium Satu Setelah 18 Tahun Berkarir (MotoGP)
Momen bersejarah bagi Aleix Espargaró (32 tahun, Spanyol) bersama dengan Aprilia, ia berhasil menapaki podium pertama setelah berkarir selama 18 tahun sebagai pembalap. Aleix Espargaró berhasil mengalahkan Jorge Martín (24 tahun, Spanyol) dalam laga lanjutan MotoGP 2022 yang digelar di Autódromo Termas de Río Hondo, Argentina pada Minggu, 3 April 2022. Keduanya menyajikan balapan yang sangat sengit, yang mana hanya selisih 0,807 detik saja melewati garis finis. Kemenangan ini juga membuat Aleix Espargaró memuncaki klasemen sementara MotoGP 2022 dengan 45 poin, selisih 7 poin dengan Brad Binder yang mengoleksi 38 poin.
Berikut adalah rekam jejak Aleix Espargaró sebagai pembalap:
- Aleix Espargaró memulai debutnya pada kelas 125cc pada tahun 2004 (berusia 14-15 tahun) bersama Honda.
- Setelah tahun 2006 (berusia 16-17 tahun), Aleix Espargaró naik kelas 250cc dan masih bersama Honda.
- Pada tahun 2007 hingga 2009, Aleix Espargaró berpindah tim dari Honda ke Aprilia dan masih bersaing di kelas 250cc.
- Pada pertengahan 2009 (19-20 tahun), Aleix Espargaró naik kelas di MotoGP dan berpindah tim ke Ducati.
- Di tahun 2011 (21-22 tahun), Aleix Espargaró bermain di kelas Moto2 dengan tim Pons Kalex.
- Pada tahun 2012 (22-23 tahun), Aleix Espargaró kembali di kelas MotoGP bersama dengan tim ART hingga tahun 2013.
- Pada tahun 2014, Aleix Espargaró berkerja sama dengan Forward Yamaha.
- Di tahun 2015, Aleix lagi-lagi pindah, yakni menuju Suzuki selama 2 tahun.
- 2017 (berusia 27 tahun) hingga sekarang (ketika artikel ini ditulis, 2022), Aleix Espargaró kembali lagi pada Aprilia.
Pesan yang mungkin dapat diambil dari perjuangan Aleix Espargaró setelah kemenangannya yang pertama sebagai pembalap kemarin adalah, selalu berjuang apapun hasilnya. Jangan mudah berputus asa. Jangan mudah menyerah. Terus lakukan kegiatan yang kamu sukai. Istiqomah. Setiap orang mempunyai prime time-nya masing-masing. Tidak bisa disama ratakan dengan melihat faktor usia. Karena latar belakang setiap orang berbeda-beda. Ada yang memiliki privilage. Dan ada yang sama sekali tidak memiliki privilage. Keduanya pun menurut penulis sama saja. Satu mempertahankan privilage untuk keturunannya. Dan yang satu mencari privilage untuk keturunannya. Selamat untuk Aleix Espargaró. Semoga hasil yang baik terus dialami Espargaró dan tim hingga akhir musim.
Sumber:
Source cover (www.infobae.com)