-->

Quotes Film Lokal

Tidak ada komentar

https://id.wikipedia.org/wiki/Cek_Toko_Sebelah

Tidak perlu muluk-muluk menjadi anggota TNI maupun Polri, atau mencalonkan diri menjadi Presiden, mencintai produk lokal saja sudah mencerminkan kita sebagai pahlawan negeri ini. Salah satunya mencintai film buatan anak negeri. Bangga dan sering melihat film milik negara ini sendiri sudah termasuk salah satu dari pengabdian kita kepada Indonesi. Akan tetapi waktu kita mengabdi itu akan terasa sia-sia jika kita tak tau apa makna dari film tersebut, apa esensinya, dan apa baiknya untuk kedepan. Akan lebih sempurna kalau kita tidak hanya menikmati film tersebut, melainkan juga perlu mengambil hikmahnya. Baik hikmah pembuatannya, maupun isinya.

Film on This Post:

  1. Onigiri The Series
  2. Trinity, The Nekad Traveler

  • 1. Haruka Nakagawa as Hana (Onigiri The Series Episode 4)
“Orang pinter itu mau dengerin orang, sedangkan orang sok pinter adalah orang yang sombong dan nggak mau dengerin orang lain”.
  • 2. Yuki Sasou as Yuki (Onigiri The Series Episode Terakhir)
“Untuk jadi sahabat kita nggak perlu sama. Cuma sama-sama percaya dan sama-sama menyayangi.”.
Bercerita tentang empat orang siswa yang sedang menyelidiki sesuatu seperti harta karun yang ada di sekolah, yang selama beberapa generasi belum ada yang dapat memecahkan kasus tersebut.
  • 3. Maudy Ayunda as Trinity (Trinity, The Nekad Traveler)
“Untuk jalan-jalan, gue butuh duit. Dan untuk mendapatkan duit, gue harus kerja.”
  • 4. Farhan as Bapak Trinity (Trinity, The Nekad Traveler)
“Kalau nunggu cocok-cocok terus, kapan kawinnya. Perkawinan itu menerima kekurangan.”
  • 5. Maudy Ayunda as Trinity (Trinity, The Nekad Traveler)
“Saya suka laki-laki, cuman nggak harus buru-buru nyari satu terus dikawinin, bapak.”
  • 6. Maudy Ayunda as Trinity (Trinity, The Nekad Traveler)
“Turis sih iya, tapi mungkin lebih tepatnya traveler kalik. Bedanya itu traveler, selain ada seneng-senengnya, juga ada petualangannya.”
  • 7. Maudy Ayunda as Trinity (Trinity, The Nekad Traveler)
“Menulis itu ibarat doa soalnya. Terus alam semesta ngedengerin, dan mengaminin.”
  • 8. Maudy Ayunda as Trinity (Trinity, The Nekad Traveler)
“Riders adalah syarat-syarat seorang artis kepada penyelenggara.”
  • 9. Babe Cabita as Ezira (Trinity, The Nekad Traveler)
“Mending dia (boss) dibikin happy aja teh. Biasanya orang kalau lagi senengkan, terus kita minta sesuatu, pasti langsung oke.”
  • 10. Maudy Ayunda as Trinity (Trinity, The Nekad Traveler)
“Orang-orang Filipina ini banyak yang punya masalah dengan huruf ‘F’ (ef) dan ‘F’ (eph), ‘V’ (ve) dan ‘B’ (be). Bahkan sampai skala nasional. Pernah ada artikel yang menuntut anak-anak muda Filipina agar paham perbedaan ini kalau mau sukses di dunia Internasional.”
  • 11. Maudy Ayunda as Trinity (Trinity, The Nekad Traveler)
“Gimana kalau lo simpen aja kamera lo. Just enjoy the moment. Biar lo fokus sama aslinya.”
  • 12. Anggika Bolsterli as Nina (Trinity, The Nekad Traveler)
“Yaudah. Gini ya. Anggap aja aku udah melotot. Gue tarik nafas yang sedalam-dalamnya. Kamera gue masukin, kita nikmatin semuanya, terus kita balik lagi ke Jakarta. Lima tahun kemudian, tiba-tiba gue kepikiran sama perjalanan ini. Gue pengen banget ngerasain lagi. Tapi foto nggak ada, video nggak ada, dipikiran doang mana cukup. Lo sendirikan yang bilang (nunjuk Maudy Ayunda), lo bakal nyesel nggak ngelakuin ini, ngelakuin itu. Kalau lo tua, terus lo nggak inget apapun yang pernal lo lakuin, gimana? Nulis sih bisa (jadi alternatif), tapi gue nggak jago nulis. Makanya gue perlu kamera.”
  • 13. Maudy Ayunda as Trinity (Trinity, The Nekad Traveler)
“Makanya gue bilang, kalau kita lagi traveling nih, jalan kemana, jangan cuman nyobain kuliner jalanan. Kalau bisa kita juga nyobain kuliner gedongan (gampangnya mewah, kaya, restoran, rumah makan besar).”
  • 14. Babe Cabita as Ezira (Trinity, The Nekad Traveler)
“Kan teteh yang bilang, salah satu trip traveling kita ngambil kartu di tempat kita menginap (kartu hotel).”
  • 15. Maudy Ayunda as Trinity (Trinity, The Nekad Traveler)
“Gue jadi bingung kenapa gue jadi sedih. Gue dikelilingi oleh orang tua gue yang mencintai gue, sahabat-sahabat yang ada buat gue, dan sederet keinginan-keinginan yang menunggu untuk tinggal diraih. Di saat itu, di detik itu, gue tiba-tiba nggak pengen nulis apa yang gue lihat. Dan gue memutuskan untuk mengalaminya.”
  • 16. Maudy Ayunda as Trinity (Trinity, The Nekad Traveler)
“Gara-gara Mt. X juga ini. Ternyata ada ya orang sebaik itu. Mau bantuin gue mewujudkan keinginan gue. Kayak, kalau kita benar-benar menginginkan sesuatu, alam semesta seakan mendengar dan membantu mewujudkannya. Terus dari situ gue juga sadar. Orang sebaik itu pasti nggak memikirkan dirinya sendiri. Sementara gue masih aja sibuk sama bucklist (daftar keinginan) gue, sama jalan-jalannya gue. Harusnya semua perjalanan yang gue lakuin itu, bukan cuman buat diri gue doang, tapi buat semua orang, buat sahabat-sahabat gue juga. Gue mau semua orang ngalamin apa yang gue alamin (nulis dan nerbitin buku).”
  • 17. Maudy Ayunda as Trinity (Trinity, The Nekad Traveler)
“Semua tempat yang pernah saya kunjungi sangat membuka mata saya terhadap keindahan-keindahan berbagai negara, dan juga kota-kota di Indonesia. Tapi bukan hanya itu, pengalaman-pengalaman saya juga membuka mata hati saya dan merubah sudut pandang saya melihat dunia. Ada satu ketakutan saya yang lumayan unik. Saya takut banget kalau nanti tua saya nyesel, ‘kok gue dulu nggak kesana ya’ ‘kok gue dulu nggak ngelakuin ini ya’. Makanya saya jalan-jalan.”
  • 18. Maudy Ayunda as Trinity (Trinity, The Nekad Traveler)
“Setiap tempat yang saya kunjungi itu unik buat saya, dan memiliki pengalaman yang berkesan masing-masing. Tapi ada sih, satu tempat yang selalu ngangenin, Tanah Air kita, Indonesia. Kadang tumbuh disini, hati disana. Kadang tumbuh disana, hati entah dimana. Untuk itu aku membuka telinga dan mata. Mendengar dan membaca. Menapaki ruang-ruang baru di berbagai belahan dunia. Mempertemukan raga dengan jiwa. Meniti rencana alam semesta. Tubuh dan hati ini perlu melalangbuana, melihat cakrawala dari sudut yang berbeda. Keindahan setiap negara yang tak akan terlupakan, dan itu justru membuatku mengenang kampung halaman. Banyak bahasa dan bangsa sudah kujelajahi, tapi tetap saja tanah airku yang punya ruang khusus. Karena kemanapun kaki melangkah, rumahku Indonesia.”

Komentar