-->

Kerajaan-Kerajaan di Tatar Pasundan Sebelum Kedatangan Islam - Dr. H. Sulasman & Suparman

Tidak ada komentar

Cover buku 'Sejarah Islam di Asia & Eropa'
Cover buku 'Sejarah Islam di Asia & Eropa'.
Ada beberapa nagari atau bisa disebut sebuah kerajaan-kerajaan kecil yang merupakan bagian dari Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran. Berikut kerajaan-kerajaan tersebut:
.

1. Galuh

Kerajaan Galuh terkenal karena dengan nama Galuh karena merupakan nama ratu pertama mereka, Ratu Galuh. Kerajaan ini memiliki banyak nama, seperti: Kerajaan Galuh Sindula, Galuh Rahyang, Galuh Kalongan, Galuh Lalean, Galuh Patar Umam, dan Galuh Pajajaran.
.
Menurut beberapa cerita sejarah, sebenarnya Galuh ini merupakan pusat dari Kerajaan Sunda sebelum Kerajaan Sunda berpusat di Pakuan Pajajaran (Bogor). Adalah Poespoenegoro, seorang ahli sejarah, mengatakan bahwa ibu kota Kerajaan Sunda selalu berpindah-pindah dikarenakan beberapa faktor. Sebelum berpindah ke Pakuan Pajajaran (Bogor), Kerajaan Sunda berpusat di Galuh.
.
Pada masa pemerintahan Prabu Dewata Wijaya atau Jaya Dewata (Prabu Siliwangi), barulah ibu kota Kerajaan Sunda dipindahkan ke Pakuan Pajajaran. Sebelumnya Galuh telah menjadi kota yang besar. Akan tetapi setelah perpindahan ibu kota Kerajaan Sunda dari Galuh ke Pakuan Pajajaran, Galuh hanya menjadi kerajaan bawahan saja.
.

2. Pakuan Pajajaran

Poespoenegoro mengatakan bahwa di Jawa Barat hanya ada satu kerajaan induk setelah runtuhnya Kerajaan Tarumanegara, yaitu Kerajaan Sunda yang berpusat di Galuh (Ciamis). Pada awal abad ke-16, di Pulau Jawa hanya terdapat satu Kerajaan Hindu yang tersisa setelah ditaklukannya Blambangan oleh Demak, yaitu Kerajaan Pakuan Pajajaran. Kerajaan Sunda Pakuan Pajajaran didirikan oleh Pangeran Pamanah Rasa, seorang putra mahkota Kerajaan Sunda Galuh.
.
Pangeran Pamanah Rasa mendapatkan mahkota kerajaannya setelah ia menikahi Nyi Mas Subang Larang dengan cara mengikuti sayembara di Nagari Singapura (Cirebon). Adalah ayahnya, Prabu Anggalarang, yang menyerahkan kerajaannya kepada Pangeran Pamanah Rasa. Setelah itu Pangeran Pamanah Rasa memindahkan Kerajaan Sunda dari Galuh (Ciamis) ke Pakuan Pajajaran (Bogor). Ia mendapat gelar Sri Baduga Maharaja atau nama terkenalnya adalah Prabu Siliwangi.
.

3. Nagari Surantaka

Nagari Surantaka adalah nagari yang dikuasai oleh Ki Gedheng Sedhang Kasih, orang yang berkuasa atas Pelabuhan Muara Jati. Artinya pelabuhan Muara Jati merupakan bagian dari Nagari ini. Berdasarkan cerita dari Babad Galuh, Waruga Guru, dan Babad Pajajaran, Ki Gedheng Sedhang memiliki hubungan persaudaraan dengan Prabu Anggalarang, ayah dari Prabu Siliwangi.
.
Wilayah nagari ini berbatasan dengan Nagari Singapura (Nagari Singapura terletak di sebelah selatan dari Nagari Surantaka). Tempat sayembara yang diikuti oleh Prabu Siliwangi saat mendapatkan Nyi Mas Subang Larang adalah di nagari ini. Secara geografis tempat nagari ini sangat dekat dengan Nagari Singapura, penguasanya adalah ayah Nyi Mas Subang Larang (Ki Gedheng Tapa).
.
Selain mempersunting Nyi Mas Subang Larang, Prabu Siliwangi juga menikahi putri dari Ki Gedheng Sedhang Kasih yang bernama Nyi Mas Ambet Kasih. Akibat dari pernikahan itu, Prabu Siliwangi mendapatkan daerah Sindang Kasih (Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon) sebagai bentuk hadiah dari pernikahan mereka. Jika cerita dari Babad Galuh, Waruga Guru, dan Babad Pajajaran benar, maka dapat dipastikan bahwa Prabu Siliwangi telah menikahi sepupunya sendiri, Nyi Mas Ambet Kasih.
.
Kisah akhir nagari ini tidak begitu jelas. Menurut penulis buku ini (Sejarah Islam di Asia & Eropa) bahwa terjadi penggabungan kerajaan antara Nagari Surantaka dengan Nagari Singapura oleh Prabu Siliwangi. Secara penguasa kedua nagari ini adalah mertua Prabu Siliwangi. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya pemindahan kekuasaan atas pelabuhan Muara Jati ke tangan Nagari Singapura pada tahun 1415 Masehi.
.

4. Nagari Singapura

Nagari Singapura dipimpin oleh Ki Gedheng Surawijaya Sakti. Ki Surawijaya ini juga memiliki hubungan saudara dengan Prabu Anggalarang dan Ki Gedheng Kasih. Di Nagari ini orang yang paling banyak berkontribusi adalah Ki Gedheng Tapa, ayah Nyi Mas Subang Larang. Ia merupakan Mangkubumi di Nagari tersebut.
.
Pada tahun 1418 Masehi ada seorang pedagang dari nagari Campa datang ke nagari Singapura. Nama pedagang itu adalah Syekh Hasanudin bin Yusuf Sidik. Ki Gedheng Tapa dan Syekh Quro (nama panggilan Syekh Hasanudin) berteman akrab. Bahkan Ki Gedheng Tapa mengijinkan putrinya, Nyi Mas Subang Larang, belajar Islam dengan Syekh Quro di Pesantrennya yang kini terletak di Desa Telagasari, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang. Waktu itu Nyi Mas Subang Larang masih single, alias belum dipersunting oleh Prabu Siliwangi.
.
Selain itu pada tahun 1420 Masehi datang rombongan dari Baghdad datang ke nagari ini. Adalah Syekh Datuk Kahfi atau lebih dikenal dengan nama Syekh Idofi beserta rombongannya dua belas orang (sepuluh orang pria dan dua orang wanita) menetap di nagari ini. Ki Gedheng Tapa mengijinkan mereka menetap. Selain menetap disana, mereka juga mendirikan sebuah pesantren. Sejak setelah itu Syekh Idofi lebih dikenal dengan panggilan Syekh Nurul Jati. Dan Nagari Singapura ini terkenal dengan keIslamannya.
.

5. Nagari Raja Galuh

Nagari ini dipimpin oleh Prabu Cakra Ningrat dan beribu kota di Kabupaten Majalengka. Topografis nagari ini sebagian besar berada di wilayah pegunungan. Bahkan Nagari terletak di lereng sebelah utara Gunung Cireme. Mereka sangat jauh sekali dengan daerah pesisir. Padahal pusat perdagangan biasanya terletak di pelabuhan. Maka dari itu mereka harus memiliki hubungan persahabatan yang baik dengan penguasa-penguasa pelabuhan setempat. Dan mereka juga harus memiliki hubungan yang baik dengan daerah yang akan mereka lewati sebagai jalur perdagangan. Salah satu sarananya untuk menjaga baik hubungan itu adalah dengan perkawinan politik. Sedangkan cara lainnya adalah dengan menduduki daerah-daerah tersebut dengan pasukan militer.
.

6. Nagari Talaga

Nagari Talaga sama nasibnya dengan Nagari Raja Galuh. Wliayah mereka berjauhan dengan daerah pesisir. Nagari ini juga terletak di Kabupaten Majalengka. Perbedaannya hanya pada kecamatannya (nagari ini terletak di Kecamatan Talaga). Sama juga dengan Nagari Raja Galuh, untuk mendapatkan koneksi dengan pusat perdagangan yang terletak di daerah pesisir, mereka juga harus menjaga hubungan antar wilayah. Selain melalui perkawinan dan militer, mereka juga melakukan hal lain, seperti: bersikap toleran, mengirim duta persahabatan, dan lain-lain.
.

7. Nagari Japura

Nagari Japura dipimpin oleh Prabu Amuk Marugul. Wilayahnya meliputi Kecamatan Astana Japura, Sindang Laut, dan Ciledug (sekarang bagian dari Kabupaten Cirebon). Bahkan wilayah itu merupakan pusat nagari ini. Menurut naskah Negara Krethabumi, era kepemimpinan Prabu Amuk Marugul ini bersamaan waktunya dengan era Ki Gedheng Sedhang Kasih di Nagari Surantaka dan Ki Gedheng Surawijaya Sakti di Singapura.
.
Pada tahun 1422 Masehi terjadi pertempuran antara Nagari Japura dengan Nagari Singapura. Pihak Nagari Singapura dipimpin oleh Raden Pamanah Rasa (Prabu Siliwangi). Saat itu Nagari Japura mengalami kekalahan dan akibat dari kekalahan itu mereka diharuskan bergabung dengan Nagari Singapura.
Sekian dari kerajaan-kerajaan kecil yang pernah berdiri di Tatar Pasundan sebelum Islam datang. Adapun isi dari artikel diatas bersumber dari buku dibawah ini:
  • DaftarPustaka|Dr.H.Sulasman,M.Hum.|Suparman,M.Ag.|SejarahIslamdiAsia&Eropa|PustakaSetia|Bandung|CetakanPertama|2013|Hal.327sampai335|

Komentar