Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga: Sejarah Kebudayaan Islam. |
.
Gerakan ini bukanlah gerakan politis, melainkan sebuah gerakan sosial-keagamaan yang memerangi orang-orang yang mereka anggap ahli-ahli bi'dah. Gerekan ini mulai menyebar ke beberapa daerah seperti Persia, Anatolia, dan Syiria. Untuk mengontrol gerakannya, Syafiuddin mengirimkan wakilnya di setiap daerah, yang kemudian diberi gelar khalifah. Gerakan ini juga bermazhab syiah yang harus diikuti oleh setiap anggota dari gerakan ini.
.
Setelah kepemimpinan Syafiuddin diganti oleh putranya, Junaid (1447-1460 M), gerakan ini telah melakukan kegiatan politik praktis. Hal ini membuat Kara Kuyunlu menentang apa yang dilakukan oleh Junaid, sehingga Junaid harus diasingkan karena menerima police dari Kara Kuyunlu. Dalam pengasingan Junaid menghimpun kekuatan dengan cara berkoalisi dengan Uzun Hasan. Junaid melakukan penyerangan dengan Ardabil dan Sircassia berharap meraih supremasi politik. Namun perang tersebut justru membuat dirinya terbunuh (1460).
.
Junaid meninggal dengan meninggalkan Haidar, yang kemudian melanjutkan langkah ayahnya. Haidar memimpin gerakan Syafawiyah pada tahun 1479 atau 10 tahun setelah meninggalnya Junaid. Haidar mengawini putri Uzun Hasan, hal itu menambah keeratan Uzun Hasan dengan penguasa Syafawiyah. Haidar terbunuh ketika terjadi peperangan antara Sirwan yang dibantu oleh AK Koyunlu dengan gerakan Syafawiyah. Akibatnya gerakan Syafawiyah mengalami kehancuran dan kekalahan. Sebelumnya raihan terbaik dari Haidar adalah mengalahkan kekuatan AK Koyunlu pada tahun 1476, karena itu AK Koyunlu dendam dan memberi bantuan kepada Sirwan.
.
Setelah meninggal, Haidar digantikan oleh anak pertamanya yang bernama Ali. Akan tetapi kepemimpinan Ali tidak berjalan baik, maka diputuskan adiknya yang bernama Ismail menggantikan posisinya. Pada tahun 1501, Ismail yang masih berusia empat belas tahun diangkat sebagai pemimpin Syafawiyah setelah mengalahkan pasukan Turki. Kebijakan pertamanya ialah menjadikan syiah sebagai mazhab resmi negara, dan menjadikan Syafawiyah sebagai Negara Teokrasi. Akibat kebijakan itu, banyak anggota yang pergi karena sifat otoriter terhadap kebebasan bermazhab serta berpendapat. Dari Ismail-lah kerajaan Syafawi berdiri. Sebagai pemimpin pertama, Ismail bin Haidar disebut dengan Ismail I.
.
Berikut adalah raja-raja kerajaan Syafawi:- Ismail - 907/1501
- Thahmasp I - 930/1524
- Ismail II - 984/1576
- Muhammad Khudabanda - 985/1578
- Abbas I - 996/1588
- Shafi I - 1038/1629
- Abbas II - 1052/1642
- Sulayman I (Shafi II) - 1077/1666
- Husayn I - 1105/1694
- Thahmasp II - 1135/1722
- Abbas III - 1145/1732
- Sulayman II - 1163/1749
- Ismail III - 1163/1750
- Husayn II - 1166/1753
- Muhammad - 1200/1786
.
Puncak kejayaan Syafawiyah adalah saat masa pemerintahan Abbas I. Kemajuan yang ia lakukan adalah berikut ini:
- Menstabilkan negara.
- Membangun banyak industri, seperti: produksi permadani dan sutra.
- Pertanian yang baik di daerah Bulan Sabit Subur.
- Berkembangnya ilmu filsafat dengan tokohnya Bahauddin al-Syaerozi.
- Berkembangnya ilmu sejarah dengan tokohnya Sadarudin al-Syaerozi.
- Berkembangnya ilmu teologi dengan tokohnya Muhammad al-Baqir Ibnu Muhammad Damad.
- Arsitektur dan kesenian.
.
Kesimpulan
- Merupakan dinasti Islam yang namanya diambil dari tarekat yang didirikan oleh Syaikh Safiuddin dan berkembang di daerah Persia. Syafawi lebih condong ke mazhab Syiah dibandingkan Sunni yang dianut oleh dua kerajaan lain, yaitu Usmani dan Mongol.
.
Sumber:
- Sejarah Kebudayaan Islam - Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2005)