Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga: Sejarah Kebudayaan Islam. |
.
Kerajaan Mongol didirikan oleh Zahirudin Babur (1482-1530), keturunan Timurlenk. Babur mempimpin saat berusia 12 tahun. Walaupun begitu ia bertekad menaklukan kota Samarkhan dua kali. Usaha pertama gagal dan berhasil pada usaha yang kedua saat Raja Ismail I dari kerajaan Syafawi ikut membantu. Tahun 1494 kota Samarkhan dapat ditaklukan, lalu tahun 1526 India juga berhasil ditaklukan Babur setelah mengalahkan Ibrahim Lodi, penguasa yang bermarkas di Delhi. Setelah itu secara resmi Kerajaan Mongol telah berdiri di India dengan Delhi sebagai ibu kotanya.
.
Kerajaan Mongol berdiri selama 332 tahun, dengan era-era berikut ini:
- Zhairuddin Babur - 932/1526
- Nashiruddin Humayun (Orde Pertama) - 937/1530
- Sultan-sultan Suri dari Delhi - 947/1540
- Nashiruddin Humayun (Orde Kedua) - 962/1555
- Jalaluddin Akbar I - 963/1556
- Nuruddin Jihangir - 1014/1605
- Dawar Bakhsh - 1037/1627
- Syihabuddin Syah Jihan I - 1037/1628
- Murad Bakhsh - 1068/1657 [Pemerintahan berpusat di Gujarat]
- Syah Syuja' - 1068/1657 [Pemerintahan berpusat di Bengal sampai 1070/1660]
- Muhyidiin Awrangzib 'Alamgir - 1068-1658
- A'zham Syah - 1118/1707
- Kam Bakhsh - 1119/1707 [Pemerintahan berpusat di Deccan]
- Syah Alam I Bahadur Syah - 1119/1707
- 'Azhim Ash-sha'n - 1124/1712
- Mu'izzuddin Jihandar - 1124/1712
- Farrukh Siyar - 1124/1713
- Syamsuddin Rafi' Ad-Darajat - 1131/1719
- Rafi' Ad-Dawlah Syah Jihan II - 1131/1719
- Niku Siyar - 1131/1719
- Nashiruddin Muhammad - 1131/1719
- Ahmad Syah Bahadur - 1161/1748
- 'Azizuddin 'Alamgir II - 1167/1754
- Syah Jihan III - 1173/1760
- Jalaluddin 'Ali Jawhar Syah 'Alam II (Orde Pertama) - 1173/1760
- Bidar-bakht - 1202/1788
- Jalaluddin 'Ali Jawhar Syah 'Alam II (Orde Kedua) - 1203/1788
- Mu'inuddin Akbar II - 1221/1806
- Sirajuddin Bahadur Syah II - 1253-1274/1837-1858 [Pemerintahan Langsung Inggris]
- Masa Gerakan Separatis - Masa ini adalah masa dua raja kerajaan Mongol, yaitu Babur dan Humayun. Setelah Babur meninggal, kepemimpinan diteruskan kepada putra mahkota, yaitu Humayun. Pada masa Humayun lah gerakan separatis bergejolak, terutama pemberontakan yang dilakukan oleh Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang memisahkan diri dari Delhi. Pemberontakkan itu membuat Humayun harus melarikan diri ke Persia. Setelah itu ia kembali lagi dengan bala bantuan dari penguasa Syafawiyah yang akhirnya pada tahun 1555 dia dapat menguasai Mongol kembali.
- Masa Keemasan - Setahun kemudian (1556) setelah Humayun dapat menguasai kembali Mongol, ia meninggal dunia. Kepemimpinan digantikan oleh anaknya yang bernama Akbar. Akbar masih berusia 14 tahun. Akbar mengeluarkan kebijakan politik salakhul (toleransi universal), yaitu kebijakan politik yang menganggap semua warga India memiliki posisi yang sama. Keemasan Mongol kemudian dilanjutkan oleh tiga raja berikutnya, yaitu Jehangir (1605-1628), Syah Jehan (1628-1658), dan Aurangzeb (1658-1707). Simbol keemasan kerajaan Mongol terlihat pada tahun 1632 ketika membangun Tajmahal dan ketika masa raja ke-6 membangun sebuah masjid Badahsahi di Lahore.
- Masa Kemunduran Mongol - Setelah raja Aurangzeb meninggal, Mongol dilanda konflik. Baik eksternal maupun internal. Seperti terjadinya perebutan kekuasaan antara keturunan Bahadur Syah dengan Muhammad Fahrukhsiyar. Perang saudara tersebut membuat daerah-daerah kecil menjadi terlantarkan dan memisahkan diri dari Mongol. Sedangkan konflik eksternal terjadi terhadap orang-orang Hindu yang ada dibawah pimpinan Banda berhasil merebut kota Sadhaura, sebelah utara Delhi. Dan juga adanya pengaruh dari Inggris yang menyebabkan konflik antara Mongol dengan Inggris pada tahun 1885 M. Mongol melemah, Bahadur Syah diusir dari Istananya, dan banyak dari rakyat India yang dibunuh. Hal itu menandakan berakhirnya kerajaan Mongol.
.
Kesimpulan
- Mongol merupakan dinasti terbesar di wilayah Asia Tengah yang berkuasa selama tiga seperempat abad (937-1274 H / 1526-1858 M), yaitu dari abad pertengahan hingga abad modern. Taj Mahal merupakan bangunan terbaik hasil dari peradaban Mongol hingga bangunan ini termasuk dari bagian 7 keajaiban dunia.
.
Sumber:
- Sejarah Kebudayaan Islam - Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (2005)