Presiden Jokowi dengan Pemimpin Cina. |
Cina adalah negara yang cukup besar dan terkenal dengan tradisinya. Cina atau Tiongkok sendiri sedang mengalami masalah ekonomi akhir-akhir ini. Untuk memperkecil masalah ekonomi, Indonesia sepertinya siap menampung mereka yang akan di PHK dan tidak memiliki pekerjaan di Cina.
.
Hal ini terbukti pada tahun 2015 silam. Tepat pada pertengahan bulan tahun lalu pada pembangunan pabrik semen di Bayah, Banten menjadikan puluhan warga negara Cina bekerja disana. Pada Agustus tahun lalu pun juga sama, tepatnya di Bawang, Buleleng, Bali diresmikan.
.
Pertengahan tahun ini pun juga sama, tepatnya 26 April 2016 terdapat 5 warga Cina yang tertangkap di Landasan Udara Halim Perdana Kusuma ketika mereka sedang melakukan pengeboran tanah untuk keperluan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
.
Kelima tenaga kerja ini telah melanggar UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang isinya adalah tenaga kerja asing diperbolehkan asalkan ada alih teknolohi dan alih keahlian.
Pekerja Cina. |
Bapak Presiden kita, Joko Widodo membantah tuduhan bahwa akan terdapat puluhan juta tenaga kerja asal Cina yang akan datang ke Indonesia.
"Jumlahnya hanya 21 ribu kok dibilang 10 juta. Ada juga yang bilang 20 juta. Kalau dipikir-pikir dengan logika kan ya gak mungkin. Gaji disana itu lebih besar daripada disini, mana mau mereka kesini," tuturnya kala diwawancarai.
Kalau kita kembali pikirkan tentang permasalahan yang terjadi di Cina, apalagi ekonomi mereka yang sedang surut-surutnya saat ini. Gaji bukan lah hal yang penting lagi, tetapi ini menyangkut dipekerjakan atau tidak. PHK berskala besar yang terjadi di Cina dapat membantah pernyataan Bapak Presiden bahwa gaji mereka disini dan disana rentannya cukup jauh.
.
Akan tetapi apabila mereka sudah tidak dipekerjakan lagi di rumah mereka, kemungkinan mereka akan mencari lahan yang baru sebagaimana mereka lakukan di Afrika. Walaupun perbedaan gajinya cukup jauh.
.
Bapak Joko Widodo juga mengatakan bahwa 21 ribu tenaga kerja Cina yang akan datang nanti menurutnya masih dinilai sedikit. Di Malaysia mislanya, jumlah TKI mencapai 2 juta orang. Dan Hongkong juga yang mencapai 153 ribu orang.
"Jumlah yang benar adalah 21 ribu, jangan ditambah nol lagi, nanti terlalu banyak," ucapnya.
Dan yang dimaksud dengan 10 juta warga Cina yang akan datang ke Indonesia adalah turis bukan tenaga kerja yang akan bekerja melainkan ingin berlibur dan menghabiskan uang disini.
KSPI kala diwawancari wartawan. |
Sedangkan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mendukung keputusan DPR untuk membentuk pansus pengawasan tenaga kerja asing. Said Iqbal, yang merupakan anggota KSPI juga mengatakan bahwa apa yang dikatakan Kementrian Tenaga Kerja tentang 21 ribu warga Cinta yang akan ke Indonesia itu adalah berita bohong.
"Itu adalah bohong karena pada dasarnya data 21 ribu orang yang dianggap berskill datang ke Indonesia adalah secara legal. Sedangkan kami mencatat pekerja ilegal Cina yang yang tidak berskill terdapat ratusan ribu orang," jelasnya.
"Pekerja Cina ini juga melanggar UU Nomor 13 Tahun 2003, karena faktanya mereka bekerja sebagai supir, tukang batu, operator mesin bekerja disini, ini kan jelas menghalangi kesempatan kerja warga kita.," tambah Said.
Dia juga menyayangkan kebijakan Presiden tersebut dan ingin menghentikan langkah tersebut. Ia juga berpendapat bahwa datangnya warga Cina ke Indonesia dapat mempengaruhi segala hal.
"Pekerja Cina yang tidak memiliki skill dapat membahayakan Indonesia lantaran kita dapat terpengaruh dari segi ekonomi, ideologi, dan politik oleh mereka," ucap Said.
Kalau menurut penulis sendiri, penulis setuju dengan apa yang dikatakan Sadi Iqbal. Alasannya adalah begini, 21 ribu orang jika kita organisir apakah tepat 21 ribu orang? Pastinya manusia memiliki segi kekurangan karena kita bukan makhluk sempurna. Hal itu juga berlaku untuk melihat skill, pasti ada yang tidak begitu jeli dalam memilah.
.
Pertanyaannya adalah, alasan apa Presiden membawa masuk warga Cina ke Indonesia? Apakah hanya untuk membantu negara tersebut? Saya rasa tidak, pasti ada maksud lain karena saya percaya bahwa Presiden lebih mementingkan rakyatnya terlebih dahulu baru membantu negara lain.
.
Kita harus sadar diri bahwa negara kita ini masih payah. Pengangguran masih banyak, kesempatan kerja sedikit dan lembaga yang membelajarkan atau mendidik, mengajari skill untuk dapat bekerja juga hanya sekian saja. Jadi jika alasan warga Cina masuk ke Indonesia adalah karena mereka tidak memiliki kesempatan kerja di negaranya saya rasa kurang tepat. Negara kita juga kurang akan kesempatan kerja.
.
Jika Bapak Presiden juga menyatakan bahwa rakyat Indonesia tidak memiliki skill lalu kenapa tidak mendirikan lembaga pendidikan untuk mereka rakyat kita yang lebih membutuhkan daripada untuk membayar gaji mereka yang bukan tanggungan kita. Krisis di Cina bukan urusan dalam negeri kita. Justru negara kita yang saat ini mengalami krisis. Kita tidak hanya melihat dari sudut pandang Cina saja tapi turunlah ke masyarakat dan lihatlah mereka. Wanita lansia dan anak-anak yang berjualan kesana kemari, mereka warga Indonesia tapi mereka tidak mendapatkan hak yang seharusnya mereka dapat. Indonesia adalah Merah dan Putih bukan merah berbintang.