Pada tanggal 24 sampai 31 Desember 2016 tepatnya di Stadion R. Maladi Sriwedari di Solo yang akan menjadi tempat perang para pemain wanita ini. Turnamen ini disebut dengan Bengawan Cup II. II merupakan makna bahwa kali ini adalah edisi kedua diselenggarakannya Bengawan Cup setelah edisi pertama terjadi pada tahun 2015 silam yang diselenggarakan di Stadion Sriwedari juga dan dimenangkan oleh PSW Mataram asal Sleman. Pada saat itu merupakan turnamen pertama yang diadakan di Sriwedari sejak peresmian pertama pada tahun 1983 silam.
Turnamen ini diselenggarakan oleh Citra Raga Selaras (CRS) yang merupakan yayasan sepakbola usia dini. Dan diselenggarakan oleh Kaukus Anak Gawang (KAG) yang merupakan yayasan sepak bola wanita. Alasan mereka memilih Solo sebagai tempat adalah karena Solo memiliki letak geografis yang baik dan tepat. Fasilitas yang baik dan sejarah persepakbolaan di Solo juga merupakan alasan penyelenggara untuk memilih Solo.
Agus Suparno, selaku Bidang Pembinaan dan prestasi PSSI Askot Solo menyatakan, "Respon masyarakat Solo sangat baik, tiga bulan sebelum adanya rencana mengadakan Bengawan Cup II 2016 hal ini sudah membumi di masyarakat. Maka kami siap untuk mensukseskan acara ini."
Wijang Kinanjar, selaku Project Program yayasan CRS juga mengatakan, "Banyak klub-klub lain yang ingin berpartisipasi dan kami sangat tidak ingin menolaknya. Akan tetapi kami tahu diri bahwa turnamen ini masih kecil dan perlu adanya penyempurnaan dan pengembangan yang lebih matang lagi. kami berusaha bergerak perlahan dan akan terus meningkatkan kualitas event ini dari tahun ke tahun." Diketahui sebelumnya untuk event ini akan diikuti oleh empat tim, yaitu Persijap Kartini, PSW Mataram, Garda Siliwangi, dan Putri Surakarta.
"Tahun ini persiapan kami lebih baik dan kami sudah siap sejak tiga bulan lalu. Ada beberapa perubahan materi pemain tetapi mayoritas para pemain berasal dari Solo." Ucap Reny Ardhaningrum, selaku Presiden Putri Surakarta.
Tahun lalu Putri Surakarta telah kalah melawan PSW Mataram dan menjadi runner up. Saat itu terjadi adu pinalti karena hasil imbang 1-1 dan disaat adu pinalti juga hasilnya seimbang maka wasit memutuskan untuk toss coin untuk memilih siapa penendang terakhir dan penjaga gawang terakhir. Alhasil PSW Mataram terpilih menjadi penendang terakhir dan mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menjadi juara pada event pertama Bengawan Cup 2015.
"Dua pemain kami telah kembali usai mengikuti Budhe Karwo Cup kemarin jadi saya rasa kami sudah siap. Meski tidak mudah, tapi kami berharap pemain bisa menunjukkan ke publik bahwa kami di Solo ada." Lanjut Reny. PSW Mataram masih diunggulkan dikarenakan memiliki tujuh pemain timnas seperti musim lalu. Garda Siliwangi pun juga memiliki penjaga gawang eks pemain timnas, Nungki Entitisari. Walaupun tidak diunggulkan, Persijap Kartini sudah mengoptimalkan pemainnya selama tiga bulan dengan melakukan penyaringan sehingga sekarang sudah memiliki kerangka tim.
"Sepak bola wanita sudah mendunia dan negara-negara di ASEAN sudah berkembang. Indonesia tidak boleh ketinggalan. Sebenarnya dari banyaknya yang ingin berpartisipasi dapat disimpulakan bahwa sepak bola wanita sudah berkembang." Ucap ketua panitia Bengawan Cup II 2016, Wisnu.
Waktu pertandingan ini adalah 30x2 dan setiap tim akan saling berhadapan untuk menjadi pemenang. "seratus persen even ini dikarenakan kemandirian empat tim tersebut. Selain itu dengan adanya yayasan Citra Raga Saras yang sangat ingin memajukan sepak bola wanita di Indonesia." Tambahnya.