-->

Dewasa atau Ejakulasi Dini

Tidak ada komentar

Dewasa atau Ejakulasi Dini

Jika bisa, aku ingin merasakan waktu dengan benar-benar memanfaatkannya. Kehidupan ini rasanya menjengkelkan. Aku dibuat terlena. Beranekaragam ada di dunia ini. Membuatku bungkam dan tak bisa mengerti "Apa hakekat ini?". Rasanya sepi, sulit untuk menikmati, memahami. Apakah ini yang dimaksud dengan "dewasa" atau "ejakulasi dini".

Ketika kecil kita selalu merasa ingin menjadi dewasa. Berharap cepat tumbuh dan segera lulus. Entah atas dasar apa kita menginginkannya.

Kita? Atau hanya aku saja?

Ingin sekali aku menjadi dewasa. Tetapi bukan karena ingin menjadi sesosok superman, batman, spiderman, maupun power rangers yang menyelamatkan ribuan orang dari serangan monster (sebagaimana khayalan anak kecil). Melainkan karena terpengaruh akan doktrin bahwa dengan dewasa kebebasan pun terasa.

Pacaran adalah hal biasa. Termasuk bergandeng tangan, bahkan berciuman. Apapun yang dilakukan oleh orang dewasa itu adalah biasa dan wajar. Bebas mengekspresikan diri, menjadi diri sendiri. Rasanya dewasa itu menyenangkan. Aku kecil sangat ingin menjadi dewasa.

Tetapi, ketika aku melihat di zaman ini, melihat era dimana usia sudah bukan menjadi patokan dewasa, usia hanyalah angka katanya, aku justru merasa anak kecil disini. Rasanya momen ini berbalik. Anak kecil sekaranglah yang benar-benar merasakan kebebasan itu.

Tapi, apakah yang mereka alami sekarang ini pantas disebut dewasa atau malah ejakulasi dini.

Rumitnya kehidupan ini terasa tak masuk akal walaupun selalu ada alasan di setiap kejadian di dunia ini. Sang Pencipta memberikan momen ini agar aku berpikir: 'sebenarnya apa sih ini.' Kerumitan dunia ini membuatku pusing. Kata orang "kenapa diambil pusing, nikmati saja", tapi itu salah. Itu yang aku lakuin dulu, dan aku menyesal. Butuh waktu yang lama untuk sadar dan berubah. Sayangnya aku baru sadar dan belum mampu untuk bangkit. Lemah sekali bukan.

Meratapi dan bergumam sendiri, cuman itu yang selalu terjadi. Menyalahkan dan menyalahkan. Payahkan? Mau bagaimana lagi. Hidup itu memang begini. Ia akan penuh arti bagi siapa yang mampu memahami. Tidak adil? Bukan, ini bukan perkara adil maupun tidak. Ini adalah salah satu makna dari hidup itu sendiri. Sulit untuk dijelaskan, tapi beginilah jalannya hidup.

Bagaimana reaksimu setelah melihat anak kecil jaman sekarang? Mencemooh mereka atau ingin kembali menjadi anak kecil jaman sekarang dan menjadi salah satu bagian dari mereka. Apapun itu, jika kamu memilih jawaban dari salah satu pilihan di atas, aku rasa kamu hanya kurang bersyukur saja. Sembilan puluh lima persen kamu kurang bersyukur dan lima persennya kamu kurang beruntung. Kurang beruntung pun karena kamu kurang memahami makna hidup itu sendiri.

Nggak tau yaa apa sih sebenernya yang aku tulis ini. Nggak sesuai judul, dan nggak jelas banget. Tapi sebenernya ini aku tulis karena keprihatinanku akan dunia yang sudah menua. Sudah ada semenjak dinosaurus, Christopher Columbus, dan Einstein. Sejak Adam, Yusuf, lalu Muhammad. Walaupun metode tulisan ini dibuat ngawur tapi poin pentingnya adalah "Siapkah kita mati?". Semoga malaikat tidak mencabut nyawamu ketika kamu masturbasi.


Sukoharjo,

Minggu, 22 April 2018


*gambar karya: Jon Lim (Instagram: @whereartjon)

Komentar